mengapa sosiologi dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan?
Sosiologi
john114
Pertanyaan
mengapa sosiologi dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan?
2 Jawaban
-
1. Jawaban Nelaaarn
Karna ilmu sosiologi mengkaji kegiatan masyarakat, masalah yang ada dalam masyarakat, faktor sosial,dll -
2. Jawaban khim3
Sebab Sosiologi itu salah satu sains modern yang yang bersifat bebas nilai atau "value free". Sosiologi memaparkanobjeknya yaitu society [masyarakat] secara empiris, apa adanya, realistis, faktual/positif, dan memberikan data yang dapat dicek kebenarannya [validitas data] berdasarkan kemampuan manusia dengan menggunakan metoda berpikir yang induktif [bukan deduktif/konsep-konsep atau asas-asas apriori].Hal ini dapat diketahui dari sejarah perkembangan Sosiologi di Eropa Barat. Sosiologi sebetulnya menggunakan dasar metode sains modern, yaitu: metode yang empiris, causaal genetische, atau metode positivis.Metode empiris itu bertolak belakang dari metode rasionalis.Tidak mungkin Sosiologi itu empiris sekaligus rasionalis. Saya tegaskan di sini betapa Sosiologi BUKAN ILMU YANG RASIONAL-kontemplatif-transendental. Bagi Sosiologi, fakta dan data adalah penting, meskipun di luar nalar [tak ada logika].Sosiologi itu bicara realita, kenyataan berdasarkan pengalaman dan pengamatan.Adapun cara berfikirnya adalah induktif [Hati-hati, jangan keliru: Sosiologi sama sekali tidak menggunakan metode deduktif seperti pelajaran Agama!].Istilah "Sosiologi" itu pertama kali disampaikan oleh Auguste Comte, seorang matematisi Perancis yang kemudian dikenang sebagai Bapak Sosiologi. Comte juga seorang eksponen positivisme. Di Eropa, Sosiologi kemudian berkembang sebagai sains. Tokoh-tokohnya yang terkemuka banyak yang berasal dari Italia, Perancis, Inggris, dan tentu saja Jerman. Memang Jerman itu sandaran pengetahuan sosial ini (Jerman paling maju dan jagoan dalam hal-hal teoritik [jangan disalah-artikan sebagai pengagung-agungan bangsa Jerman]).Sosiolog-sosiolog Jerman seperti Max Weber, Karl Marx, Emile Durkheim, FranzOppenheimer; sekarang ini sudah dikatakan klasik, namun mereka adalah eksponen-eksponen penting dalam penyelidikan Sosiologi sehingga bisa mempunyai bermacam-macam anak cabang seperti sekarang ini.Dulu sekali, pemuda-pemuda Amerika merasa hebat kalau bisa kuliah di luar negeri (yaitu di Eropa, terutama Jerman),makanya: sandaran pengetahuan Sosiolog-sosiolog Amerika sebetulnya adalah Eropa Barat. Jadi, pernah terjadi"penerimaan teoritis". Lambat-laun, pemuda-pemuda Amerika mencoba merintis metoda baru disesuaikan dengan kebutuhan nyata masyarakatnya sendiri dan timbullah gembong-gembong Sosiologi baru seperti Talcott Parsons, Charles E. Merriam, Robert M. MacIver, dan Albion Woodbury Small.Kesimpulan: Eropa Barat mempengaruhiAmerika dan Indonesia (via Belanda, misalnya pada karya Pieter Jan Bouman). Amerika dan Indonesia bersandarkan pengetahuan Eropa Barat,terutama Jerman.