Bagaimana implementasi etika bisnis dan CSR dalam menghadapai MEA ?
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban veniamanurung
Pengendalian diri.Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility).
Pelaku bisnis atau perusahaan disini dituntut supaya peduli terhadap keadaan masyarakat di sekitar wilayah operasi atau wilayah kerja bukan hanya dengan memberi sumbangan berupa uang tetapi juga bisa dengan memberi perhatian yang lebih kompleks lagi misalnya ketika terjadi excess demand yang memberi kesempatan untuk pelaku bisnis menjual pada tingkat harga yang lebih tinggi sewaktu terjadi excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian para pelaku bisnis untuk tidak memanfaatkannya untuk meraup keuntunga n yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excessdemand perusahaan atau pelaku bisnis harus mengembangkan kepeduliaannya dan tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar.
3. Mempertahankan jati diri dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi
Artinya di dalam etika bisnis harus meningkatkan kepeduliaan bagi golongan yang lemah dan tidak menghilangkan budaya yang sudah dimiliki karena adanya transformasi teknologi dan informasi. Misalnya mengganti pekerja pabrik dibagian tertentu dengan mesin yang canggih. Seingga mereka kehilangan pekerjaan mereka.
Menciptakan persaingan yang sehat.Dalam dunia bisnis perlu adanya peningkatan efisiensi dan kualitas, tetapi tetapmemperhatikan dan tidak menyingkirkan golongan yang lemah dan sebaliknya, sehingga dalam dunia bisnis diperlukan adanya jalina yang erat antara pengusaha dan masyarakat menengah ke bawah sehingga terjadi hubungan timbal balik diantara kedua belah pihak.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.
Didalam dunia bisnis para pengusaha seharusnya tidak hanya memikirkan cara mendapatkan keuntungan yang besar dan meng-”eksploitasi” lingkungan yang ada sekarang dengan semaksimal tetapi juga harus memiliki pandangan di masa yang akan datang, sehingga dalam hal ini bisnis akan terus berjalan seimbang dengan keadaan lingkungan dan keadaan yang ada.
6. Menumbuhkan sikap saling percaya.
Dalam menjalankan suatu usaha perlu adanya rasa saling percaya, sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan aman, adanya rasa kepercayaan antara golongan yang kuat dan golongan yang lemah dapat saling menguntungkan bagi kedua pihak karena adanya timbal balik yang berjala lancar.
7. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi).
Jika pelaku bisnis dapat menjauhi dan menghindari sifat – sifat ini. Maka masyarakat akan merasaaman untuk menggunakan produk – produknya karena sudah tidak ada lagi yang di sebut dengan manipulasi, serta akan terwujudnya bisnis yang bersih darikegiatan KKN yang dapat merugikan pihak lain.8. Mampu menyatakan yang benar itu benar.
Artinya para pelaku bisnis harus mengataka keadaan yang sesungguhnya dan tidak memanipulasi data – data yang dimiliki, sehingga tidak melakukan sifat – sifat yang diatas.9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan yang telah disepakati bersama.
Para pelaku bisnis seharusnya memiliki prinsip yang kuat sehingga dapat menjalankan perjanjian dengan pihak lain yang sudah disepakati.10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif berupa peraturan perundang-undangan.
Ini untuk menjamin adanya landasan hukum yang berlaku dalam menjalankan etika bisnis atau untuk proteksi golongan yang lemah.